cast-away
*Dipake operasi dengkul kali yaaa*

=Ughh..lagi2 direksi RS SAMBER NYOWO bikin ulah..:-(

Barusan ada pembagian Jasa Medis untuk bulan Mei dan Juni. Geswottt?? Saya yang jumlah pasien rawat jalannya mencapai 1000 orang dalam dua bulan itu, dan berpuluh-puluh kali operasi dan melayani pasien rawat inap cuma dibayar Jasa Medis sebesar Rp. 700.000 !

Apa???? Rp.700.000??

Bagoooossss..itu artinya tiap bulan Saya cuma dihargai jasa pelayanannya sebesar Rp. 350.000. Lebih bagus juga jadi baby sitter aja deh...!!

Sebenarnya Saya udah catat semua pelayanan yang Saya lakukan. Mulai Mei sampai Juni, Saya hitung-hitung harusnya Saya mendapatkan Rp.5.000.000. Tapi kenyataannya??

Pas temen saya menanyakan ke direktur keuangan RS SAMBER NYOWO itu mengenai kekurangan jumlah uang Jasa Pelayanan eh..malah dijawab " Yah..lumayan ya dok..dikit-dikit nambah-nambahi yang sudah berlimpah di Jawa"

Ini bukan soal kita di jawa udah berlimpah apa belum..tapi kan ini soal aturan. Ibu Menkes juga jangan cuma bisa koar-koar aja di acara B4M bahwa insentif daerah harus diberikan ke dokter yang mau bekerja di sangat terpencil lah, jasa pelayanan harus sesuai lah.
Jangan cuma berkoar aja Bu! Tinjau langsung dong..bagaimana nasib "dokter-dokter" ini.

Saya bilang begini juga bukan tanpa alasan...tapi coba deh dipikirkan. Sebagai spesialis mata saya keluar BANYAK MODAL untuk bekerja di RS SAMBER NYOWO ini.
Misalnya: obat-obatan diagnostik, yang seharusnya masuk di DPHO ASKES, tapi RS SAMBER NYOWO TIDAK membuat PENGADAAN, sedangkan..tanpa obat-obat diagnostik itu (seperti tropicamide, pantocain, phenylephrine, flourescein tetes mata) ya seorang dokter spesialis mata pasti TIDAK bisa bekerja. Jadi...saya terpaksa bawa sendiri obat-obat diagnostik itu agar supaya saya bisa kerja disana.

Padahal harga sebotol obat diagnostik itu gak bisa dibilang murah. Paling tidak 20.000-50.000 per botol. Terus benang jahit untuk operasi bola mata dan kelopak. Satu benangnya paling nggak 100.000 dan di Jawa ini semua ditanggung oleh ASKES atau RS. Di RS SAMBER NYOWO??? Boro-boro deh..

Jadi kalau ada pasien trauma dengan laserasi full thickness korneasklera, yang perlu dijahit segera (emergency) terpaksa Saya pakai benang persediaan Saya.

Waktu itu saya pernah sih minta Pak Cengcorang (kepala ASKES pulau Bhuluwkethek) menghadap kesaya. Eh..Pak Cengcorang itu malah bilang gini.." Ya..gimana lagi Bu Dokter. Memang benang dan obatnya kita gak sediakan. Bagaimana kalau Dokter aja yang bayari pasiennya.. Kan nanti pahalanya dapat di surga. Atau... mau di ambil aja dari jatah Jasa Pelayanan Dokter??"

#$^*#$Q$Q#$Q))!!!! (baca: sejuta topan badai kampret !!!*kapten Haddock mode on*)

Pak Cengcorang..Kalau sampeyan pingin ibadah..ya silakan ibadah sendiri dan gak usah menggurui orang lain untuk ibadah ya... Itu urusan saya sama Tuhan saya.

Nah...bisa dibayangkan kadar kemarahan saya. Sudah harus merugi dengan bahan habis pakai yang harus dari kantung sendiri dan demikian juga dengan obat-obat diagnostik, eh....Jasa Pelayanan..yang merupakan harga dari keringat saya, mbungkuk-mbungkuk saya meriksa pasien, belum lagi ausnya alat-alat kedokteran dan alat-alat operasi saya (perlu diketahui, semua alat pemeriksaan mata dan alat operasi saya bawa dari Jawa sampai bagasi saya overweight 18 kilo!!).

See...betapa brengseknya Mikmak Binti SundhelBolong dan kroni-kroninya itu.

Tapi saya yakin Tuhan tidak tidur..Saya berdoa semoga yang hilang ini diganti dengan yang lebih barakah dan HALAL.

Amin..


Psst...Ternyata Mikmak itu dengkulnya kena osteoporosis..dan akan dioperasi. Kali aja duit Jasa Pelayanan saya yang diembat itu dibuat operasi dengkulnya Mikmak kali yaaa..

Wakakakka..




**

DISCLAIMER

Apa yang saya ceritakan di blog ini adalah dari perspektif pemikiran pribadi saya yang berdasarkan pengalaman pribadi saya. Nama yang digunakan adalah BUKAN nama yang sebenarnya demikian juga tempat kejadian memang saya rahasiakan (walau ada sedikit clues kalo anda pinter..hehe) APABILA TULISAN PENGALAMAN PRIBADI SAYA INI DINILAI MENYAKITKAN ATAU MENYINGGUNG PERASAAN, SAYA MINTA MAAF. Tapi inilah yang saya rasakan selama bertugas di tempat itu. Semoga Allah SWT mengampuni sayah..:-))



WHERE THE H*LL BUWLHUKETHEK ISLAND  IS?

Well..finally... I decided to make an outrageous action in my life....Menjalani PTT spesialis mata di pulau BuwlhuKethek. Nama daerah sangat terpencil yang gak pernah saya denger sebelumnya... Dimana ya?..Ada apa nggak di Peta?...di propinsi apa....?
Seperti yang saya udah duga sebelumnya....orang tua jelas-jelas nggak setuju dan menolak mentah-mentah keputusan saya, kalau Mas B??? Yaaa..sebagai istri yang baek, tentu saja saya udah diskusi dengan suami bagaimana baik buruknya suatu perkara itu sebelum saya memutuskan sesuatu. Jadi ya...kalau suami sih setuju setuju aja pada akhirnya walaupun awalnya juga sama sekali gak setuju.

Proses untuk mengurus penempatan PTT Dokter spesialis itu sendiri nggak gampang. Kayak nggak ada kesinambungan antara DEPKES di Jakarta dengan Dinas Kesehatan di daerah-daerah. Yang dibutuhkan daerah itu apa..DEPKES nggak tahu. Bahkan Bapak Domba Garut, salah seorang pegawai DEPKES bagian Biro Kepegawaian yang mengurusi tentang penempatan PTT spesialis aja nggak tahu pulau BuwlhuKethek itu ada dimana.

Setelah menjalani proses pengurusan PTT yang berliku-liku...mencoba menghubungkan antara Dinas Kesehatan setempat dan DEPKES, akhirnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan yang berisi pengangkatan saya sebagai Pegawai Tidak Tetap dengan jabatan Spesialis Mata di pulau di salah satu provinsi ujung timur Indonesia keluar juga pada tertanggal 1 April 2007.

Surat tersebut lah yang mengantarkan saya merantau dan merajut sepi di pulau ini.
Pulau ini salah satu dari tiga pulau utama di salah satu provinsi di timur Indonesia ini.. Alamnya kering, tandus, dan panas banget. Penduduknya kurang lebih dua ratus ribu orang (CMIIW), dengan tingkat kemiskinan diatas 80%.

Sehari-hari penduduk berprofesi sebagai petani atau nelayan..dimana ini merupakan hal yang aneh...soalnya bahan pangan kayak sayur, buah tuh jarangggg sekali ada, dan kalaupun ada...variasinya gak banyak..

Sayur cuma ada sawi, bayam dan bunga pepaya yang pahitnya audzubillah..Buah juga cuma ada pepaya dan pisang serta jeruk yang asemnya juga naudzubillah. Yang lain...jangan harap...!! Buah dan sayur yang tersedia pun..itupun impor dari pulau tetangganya!!.
Jadi kaget juga...lah terus petani2 itu menanam apa dong??

Buah kayak Apel merah, Jeruk Mandarin kadang-kadang ada...tapi itu kalau ada kapal pelni yang mampir. Jadi..harganya mahal banget bisa sampai Rp.30.000 per kilo..dan karena udah kelamaan di jalan..jadi keriput-dan gembos-gembos.

Well..sekarang ceritanya dimulai dari pas Saya dan ditemani Suami pergi untuk mengambil SK dari Dinas Kesehatan Provinsi. Perpisahan dengan anak merupakan hal terberat yang saya rasakan. Namun...mengingat pesan seorang sahabat karib saya...”Kalau kamu tenang...pasti putrimu juga akan tenang”,maka saya berusaha untuk tabah...gak keliatan sedih didepan Nduk ini supaya dia juga gak khawatir. Perpisahan berusaha tidak di dramatisir. Saya dan Suami nganterin Si Nduk ke sekolah kayak biasanya dan habis itu ke airport. Yang Ti udah di minta untuk menjemput Si Nduk di sekolah siangnya.

Kita ke Ibu Kota Provinsi tersebut dengan Sriwijaya Air, dengan jenis pesawat Boeing. Berangkat sekitar jam 10.00 dari Surabaya, dan sampai sekitar jam 14.00. Yang serem ya pas mendarat....jadi diatas bandara tuh anginnya kenceng banget sampai pesawatnya oleng banget..Kita jadi berasa naik Kora Kora. Swiiing...Swiiing..
Yang namanya anak-anak menjerit keriangan...nah..kita kita yang tuwir ini ya pucat pasi sambil mulut komat kamit berdoa. Takut pesawatnya overshoot gitu..

Setelah sampai..kita langsung makan siang, langsung ke hotel Sylvia untuk menginap. Di sebelah hotel Sylvia ada pasar inpress yang gede banget. Jadi asyik untuk jalan-jalan pagi.

Setelah di Dinas Kesehatan, baru ketauan kalau surat saya ternyata belum beres. Akhirnya malah jadi bisa ngobrol ama Kepala Biro Kepegawaian Dinas Kesehatan Provinsi itu. Eh..sambil nunggu surat beres, kita diajakin untuk ke kebunnya. Luas banget..ada jeruk, kopi, dll.

Surat beres pada keesokan harinya, termasuk juga uang jalan ke pulau tempat saya bertugas setelah kami lakukan pemaksaan. Abis..alasan biro keuangannya yang duit belum ada lah..apa lah..biasa...kita bakalan sering menghadapi yang kayak begini ini nantinya. Apa aja kalau urusannya uang..pasti deh alot. Termasuk urusan gaji!! Bayangin kerja bulan Juni dibayarnya Agustus.....Waks...:-(

Tapi kami lega setengah mati waktu kami tahu lama masa bakti ditetapkan enam bulan. Pheew..plong deh. Kalau bisa dikurangi lagi aja pak jadi 1 bulan. Hehehe.

Sabtunya kami ke pulau. Ternyata transit dulu ke di Bandara Wai Oti. Cuma 30 menit aja terus terbang deh ke pulau tujuan. Eh..sama pilotnya di lewatin Danau Tiga Warna ituuu..heheheh...bagus banget..hijau, hitam dan coklat warnanya.

Sampai di Bandara Mau Hau, ternyata kami sudah dijemput oleh pihak dari RSUD SAMBER NYOWO. Setelah berkunjung ke Dinas Kesehatan, dan menyerahkan SK Provinsi ke Dr. Bawkethek-Kepala Dinas Kesehatan pulau ini, kami pun ke Rumah Sakit untuk ketemu dengan Direktur RSUD SAMBER NYOWO, Dr. Mikmak binti Sundelbolong. Setelah itu kami pun diantar ke rumah dinas.

Rumah Dinas ini terletak di belakang Rumah Sakit. Masing-masing dokter spesialis mendapatkan satu rumah dinas, terdiri dari tiga kamar (tapi hanya satu kamar yang ada ACnya). Yang rumah dinas saya masih plesteran sih.

Kaget juga pas pertama buka pintu rumah..ngeliat sofa yang ngejreng banget warnanya. Wowowowowww....biru merah rek!! Hihihihiy...Lihat aja nih fotonya


Tapi ternyata..setelah saya berkunjung ke kantor-kantor pejabat di sana...sofanya ya sofa model gitu....Jadinya...owh...ternyata sofa gini ini disini termasuk yang ngetop toh..hehehehe..

Akhirnya hari selasa pun suami pulang..sedih deh..tapi sekaligus juga lega..karena Si Nduk jadi bisa ditemani Bapaknya. Kan gak enak juga kalau anak dititipin terus ke Yang Ti / Ompungnya.
Jadi deh..hari-hari merajut sepi berlangsung. Kegiatan saya paling pagi ke Rumah Sakit Umum terus ke Rumah Sakit Swastanya siangnya. Mula-mula pasien belum banyak karena belum banyak yang tahu bahwa ada Dokter Spesialis Mata di RSUD itu, tapi kalau sekarang...alhamdulillah..mulai banyak, sehari bisa 8-15 an.

Sore kalau udah pulang dari praktek di RS Swasta disini, ya pulang deh..terus di rumah aja sampai besok paginya.

Yah,,begitu deh keseharian saya di pulau ini. Kalau sekarang sih..karena udah banyak pasien yang tahu keberadaan spesialis mata di RSUD SAMBER NYOWO itu, jadi mulai sering operasi, dan visite pasien rawat inap. Jadi kegiatan semakin banyak. Mudah-mudahan dengan banyaknya kegiatan, jadi rasa sepi bisa terlupakan. Doakan agar saya betah di pulau ini.

Masih banyak sih cerita yang mau ditulis..mengenai bingungnya hidup di daerah sangat terpencil, gilanya permainan uang di daerah sampai operasi bareng dengan team dokter mata Australia, sekaligus ngerasain di fitnah oleh anak buah.

Tapi...sabar dulu yaa..udah ngantuk nih...besok pagi mesti bangun untuk memulai lagi hari yang panjang di pulau ini.

November...cepatlah datannnggg..:-((


2 JUNI 2007

CAPEK,HEPIIIII DAN SEDIIIIYY..


Sejak hari minggu, team dokter mata dan optometris dari Royal Melbourne College of Surgeon datang ke Waingapu. Mereka akan join dengan saya di sini untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan mata dan operasi katarak massal secara gratis. Mereka adalah sukarelawan dari lembaga AusAID yang memberikan bantuannya kepada kita. Entah bantuan itu bermaksud ada udang di balik rempeyek atau tidak..yang jelas..ya..mereka MEMANG datang dan memberikan bantuan itu. Mana dokter-dokter mata dari PERDAMI (PERSATUAN DOKTER MATA INDONESIA)???
Jangan – jangan anggota / pengurus PERDAMI malah nggak tahu keberadaan pulau ini...hehehhehe..

Anyway..Senin kita udah mulai kerja, pertama-tama screening dulu untuk memilah mana pasien-pasien yang harus dioperasi dan mana yang tidak, sekaligus “menjual” dengan harga murah (rata-rata Rp.25.000) kacamata bagi masyarakat di pulau ini. Habis disini kacamata sangat mahal. Untuk bentuk frame dan lensa yang biasa banget aja paling murah udah Rp.500.000. Jadi...mahal banget kan? Tapi memang sengaja gak diberikan gratis, dengan alasan nanti gak mendidik.

Selasa sampai Sabtu kita dibagi 2 kelompok, yang dokter spesialis mata melakukan operasi katarak massal, sementara yang optometris melakukan pemeriksaan kaca mata. Pasien datang banyak banget, totally yang udah mendaftar sekitar 500 orang. Saya udah anjurkan ke loket pendaftaran untuk menutup pendaftaran, tapi biasa lah..ada salah satu orang RS yang dengan lancangnya membuka lagi pendaftaran sehingga peserta jadi membludak sampai 800 orang!

Nah..padahal kan..batas maximal dilakukan pemeriksaan itu Sabtu jam 16 sore karena mereka harus packing alat-alat mereka (yang jumlahnya 25 box!!), kan mereka minggu pagi udah balik lagi ke Denpasar untuk langsung ke Melbourne.

Disini deh..kebrutalan mulai terjadi.Tiga ratus orang yang terdaftar terakhir, kan gak bisa dilayani. Mereka ngamuk berat! Duuuh...serem juga kalau orang –orang ini ngamuk yaaa. Nggedor-nggedor kaca dan mau ndobrak pintu ruang pemeriksaan, melontarkan kata-kata ancaman dll.

Suasana jadi mencekam banget, mana yang didalam ruang pemeriksaan tuh gak ada pejabat RS. Cuma ada Saya, mbak Mendol (optometris RS) dan orang-orang Aussie itu. Kan panik juga yaaa..kalau orang-orang Australia itu kena senggol dikit aja kan urusannya udah dengan kedutaan nih..Syereeeemm..

Akhirnya Saya putuskan telpon POLISI untuk membubarkan massa sehingga kami bisa pulang dan bule-bule itu kembali ke hotel mereka. Mana POLISInya datangnya laammaaaa banget.

Tapi ada juga kejadian lucu, kan akhirnya ada salah satu pejabat RS yang datang ke ruang pemeriksaan...namanya Ibu Rambu. Nah...di Pulau Bhuluwkethek ini Rambu itu nama gelar kebangsawanan, jadi kalau dijawa tuh sama dengan Raden Ajeng gitu.

Kan Ibu Rambu datangnya ama polisi berpakaian preman, eh..si John (ophthalmologist) nyeletuk gini “ Rambu and Rambo” Hihihihihiyyyyy...langsung Saya melotot aja ke si John, tapi juga ngakak jadinya. Ngaco aja dia. Kalau Mrs Rambu ngamuk kan lebih genting lagi situasinya.

Malemnya kami dinner bareng di Mermaid Hotel. Wah...sebagai anak kos...hehehehe..saya menyambut baik jamuan mereka untuk dinner bareng mereka. Farewell party gitu ceritanya.
Jam 19 Saya udah datang, dan tanya ke Resepsionis hotelnya. Ini sih hotel kelas melati gitu.
“Ehm...Nona (cewek yg belum kawin disini dipanggil Nona. Kalau udah kawin dipanggil Mama) dimana restoran nya?”
“Di lantai 4 mama (perempuan yang udah nikah memang dipanggil mama) ” kata si mbak Resepsionis itu
Saya mikir...gaswat nih...hotel melati gini pasti kagak ada liftnya.
“Ehm...saya harus lewat mana untuk ke restorannya?” tanya Saya lagi.
“Itu ada tangga mama..”
Gubrakkkss!!! Tangga? Ke Lantai Empat?? Please Deh!!
Ternyata....Gila bener..!! Gak ada lift dan kita harus kelantai empat melalui tangga, dimana antara anak tangga satu dan lainnya itu 50 cm ! Bener-bener gak ergonomis banget. Sapapun yang merancang bangunan hotel ini, pasti dia lulus kuliah arsiteknya dengan nilai pitu (pitulungan setengah mati)...hihihihiy...

Terengah-engah banget deh pas Saya berhasil juga mencapai restoran itu..Pheew..Ngos-ngosan bow! Lagi keliyengan dan sibuk ngatur napas si tengil John mulai beraksi lagi..” How is the stairs?” sambil iseng.
Terus Saya gak bisa jawab karena masih ngatur napas, eh dia udah ngomong lagi dengan isengnya “ If you go upstairs to find something to eat, and then you go downstairs and you will be hungry again” hahahaha...

Saya diminta untuk pidato mewakili Direktur RS. Matinaaaaakk..beginilah kalau hidup di daerah..Saya yang biasanya cengengesan kok ya disuruh pidato, mewakili Direktur RS yang ndak ada (lagi keluar pulau).

Setelah itu makan-makan...(yeay!! Ada ayam.. Maklum ayam di pulau ini mahal banget, sekilo bisa Rp.40.000). mereka menari-nari, dan akhirnya Saya pun pulang.

Capek banget, seminggu kerja fullday terus, lembur, gak menikmati long wiken. Tapi Saya seneng, dapat teman baru, dapat alat2 bagus yang useful banget dari mereka, dan dapat ilmu dan tehnik operasi baru yang bisa diterapkan.

Tapi sedihh juga..Saya difitnah oleh perawat-perawat OK, Bapak Ghighi Tongghos dan juga Bapak Moto Picheks, mereka sebarin gosip bahwa Saya udah dibayar sama team Australia itu, padahal SUMPAH!! Sama sekali nggak. Mereka cuma menyampaikan ballpoint bertuliskan Australia aja untuk rasa terimakasih mereka. Karena mereka sendiri juga gak dibayar . Dan kita sama2 ikhlas..kan ini voluntary work.
Eh difitnah gitu. Alhamdulillah..mudah2an Allah melindungi sayah.. Amin


19 Juni 2007

RAKUS APA DOYAAANNN??


Masih ingat kan cerita Saya tentang Bakti Sosial Operasi Katarak Massal bersama team dokter mata dari Australia? Nah..Saya juga menjadi bagian dari team itu. Kita melaksanakan operasi katarak dan penyakit mata lainnya di RSUD SAMBER NYOWO di Pulau BhuluwKethek. Kita kerja full day dari jam 7.30-8.00 pagi sampai dengan jam 19.00, bahkan pada waktu hari rabu pernah sampai jam 21.00. Pokoke dari senin sampai sabtu gitu terus. Capek sih..banget! Tapi Saya seneng...bisa dapat banyak kenalan baru, ngelihat tehnik operasi yang bisa dijadikan alternatif, dan Saya juga dapat banyak benang-benang maupun alat-alat yang bisa dijadikan tambahan alat dan bahan untuk Saya kerja di pulau ini. Harap maklum aja deh..Direktur di RS ini (masih inget kan namanya...hiyakkk betul... Madame MikMak binti Sundelbolong) payah banget..gak mau tau kalau pelayanan mata tuh butuh obat ini itu untuk diagnostik dan semua bahan-bahan dan alat yang lain, juga obat-obatan mata.

Nah...pas hari minggu nya kan orang-orang Aussie nya pada pulang tuh. Saya sih tetep mengerjakan pemeriksaan pasien-pasien yang dioperasi hari sabtunya. Lalu Saya pulang ke rumah dan terkapar vertigo dengan suksesnya! Saya emang sering vertigo kalau terlalu capek, dan ini kan udah satu minggu Saya kerja pagi sampai malam non stop enam hari berturut-turut.
Walau begitu Saya ikhlas, membantu sesama dan membantu mereka untuk dengan pertolongan Allah agar dapat melihat. Seperti vision 2020 kan....The Right To Sight. Tapi kamis ini yang ada Saya jadi sedih....Soalnya si Direktur Madame MikMak itu lagi-lagi “nuduh” saya dapat uang Rp.250.000 per hari untuk kerja dengan orang-orang Australia itu.

Kesel juga nih jadinya, udah capek eh dituduh pula dengan tuduhan yang salah. Saya langsung tulis aja email panjang lebar ke orang-orang Aussie itu. Biar aja mereka tahu.

Terus terang Saya di pulau ini kerja rodi sebagai romusha, bukan dokter spesialis mata. Dibanding kan dengan teman-teman Saya yang sesama Dokter PTT Spesialis di wilayah lain seperti Pulau Sangihe, Pulau Alor. Mereka semua selain mendapatkan gaji dari DEPKES, juga dapat insentif dari daerah tempat mereka bekerja. Tahu dong..kalau di luar jawa tuh, biaya hidup bukannya tambah murah, tapi tambah mahal. Di pulau ini makan nasi + ayam goreng aja udah Rp.15.000. Mending kalau enak. Lha wong rasanya juga biasa aja. Sekali makan udah Rp.18.000-an. Kalau mengandalkan gaji pokok DEPKES, ya..duit abis buat makan doang dong.

Nah..ternyata di pulau ini pemdanya beserta jajaran Kepala Dinas dan Direktur RSnya tidak memberikan insentif daerah tersebut. Payah banget deh. Semua duit RS diembat-embat sendiri ama pejabatnya. Gimana masyarakat mau makmur kalau gitu caranya.

Jasa medis pun (yaitu jasa pelayanan dokter/perawat) di RSUD sering disunat ama pejabatnya termasuk si Madame MikMak itu. Kalau teman2 dokter PTT spesialis di daerah lain jasa medisnya cuma dipotong 15% yaitu untuk pajak penghasilan, di Pulau BhuluwKethek ini jasa medis bisa dipotong sampai 50-60%!! Gile nggak..Denger-denger sih yang 10% untuk persembahan sesajen untuk si Madame MikMak Binti Sundelbolong itu 

Kalau kita tanyain jasa medis kita atau hak-hak kita, lagi – lagi si Madame MikMak menekankan bahwa RS nggak punya uang, kita bekerja untuk ibadah pada Tuhan dll. Nah kalau untuk Ibadah kenapa juga dia malah ngembat instead of nyumbang.

Capeee Deeee..

Bukannya matre atau apa. Lha kita udah jauh dari keluarga. Bergelimang dosa karena menelantarkan anak dan suami, lantaran menunaikan kewajiban di daerah yang nun jauh disana. Kalau alasan Saya harus berada di pulau ini adalah demi umat...apa anak saya juga bukan umat?
Paling nggak kan..sekurang-kurangnya kita dapat apa yang jadi hak kita.

Lagian bikin bingung juga..kenapa dari pembantu perawat, Bapak Ghighi Thonggos sampai direktur Rsnya Dr.Madame MikMak binti Sundelbolong nuduh Bunda dibayar ama orang-orang Australia itu ya?? Apa mereka gak kenal konsep kerja sosial..sukarela..? Apa mereka heran lihat Saya mau banget gitu kerja dari jam 7 pagi nonstop sampai jam 21 tanpa pamrih?
Emangnya kenapa? What’s wrong with that?

Sampai pernah saking sebelnya Saya akhirnya racist juga...Saya bilang gini “ Tahu nggak..saya aja..yang orang luar pulau, bukan orang sini aja ikhlas mau kerja sosial demi bantu saudara-saudara kalian, keluarga kalian, teman kalian. Lha kenapa kalian yang satu suku, satu kampung, satu saudara aja bahkan enggan menolong sesama tanpa pamrih?? Heran deh!”

Sebel deh....pingin pulang...!

Sumpah...gak akan gue balik ke pulau laknat ini untuk yang kedua kali setelah PTT spesialis ini berakhir .


1 Juli 2007


TRYING TO BE SUPER SPECIALIST EH'??

Pagi itu datang ibu tua berkerudung di tuntun oleh anak perempuannya. Dia seorang penderita glaukoma. Sudah pernah dirujuk ke Ibukota prov ini, namun malangnya mata kirinya sudah sangat terlambat untuk di tolong. Akhirnya kini, mata kiri itu kini pun buta total. Sekarang mata kanannya yang dikeluhkan. “Alhamdulillah sekarang sudah ada dokter spesialis mata di pulau ini” katanya sambil tersenyum. “Mudah-mudahan mata saya ini bisa tertolong.”

Saya periksa ibu itu dengan teliti. Ternyata mata kanannya pun sekarang sudah hanya bisa membedakan cahaya. Untuk melihat jarak 1 meter pun sudah tidak mungkin lagi. Tekanan bola mata di kedua mata pun sangat tinggi. Tak heran syaraf matanya sudah rusak total.

Rupa-rupanya pada saat awal sakitnya dia ditangani sampai opname oleh dr umum di RS sini. Bukannya mengecilkan arti dokter umum. Tapi..dalam menghadapi pasien, bukankan professionalitas yang harus dikedepankan. Kalau memang tidak menguasai atau tidak sanggup untuk mengerjakan suatu kasus, kenapa tidak di rujuk saja..?!

Kan sayang sekali kalau sudah terlambat seperti ini. Pasien juga yang rugi. Walaupun datang ke dr spesialis mata paling hebat sedunia, kalau syaraf optik sudah tinggal 5% yang berfungsi, ya apa gunanya..

Saya udah hopeless dengan mentalitas manusia seperti ini. Dia kira dia yang paling pintar sampai tidak berfikir untuk merujuk ke ahlinya. Bila sesuatu dikerjakan bukan dengan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. Dan kali ini, kehancuran itu menimpa ibu tua tadi..

Astagfirullah.....

Belum lagi terpekur dengan kasus ibu tua itu, Saya kembali dikagetkan dengan pasien ulcus cornea (corneal ulcer) yang sudah dalam stadium advanced (karena matanya tertusuk besi) yang menimpa anak kecil. Sebenarnya anak ini sudah dibawa ibunya ke dokter, Cuma kok ya Ibunya ini bawa ke Dr Spesialis Kandungan. Di Pulau ini emang berlaku suatu paham seperti ini...” semua dokter ahli itu sama yaitu ahli dalam semua bidang..”
Yee...emangnya kita Allah gitu...tahu semuanya..menguasai semuaa..

Tapi ya yang salah juga bapak dokter kandungan itu..bukannya merujuk ke saya sebagai spesialis mata malah mengobati dengan tidak karuan. Dan ketika pengobatan tidak berhasil selama 1 minggu, toh pasien datang kesaya dengan kondisi kornea membusuk....*sigh*
Kalau udah gini kan saya yang pusing...mau diapain lagi...padahal kasus begini kan termasuk emergency di bidang mata dan memerlukan tindakan segera...bukannya setelah berhari-hari kayak gini.

Alhamdulillah....pasien mau di opname, dan saya pun berusaha melakukan terapi dengan baik dengan pertolongan Allah tentunya. Terima kasih untuk para senior konsultan saya di Bag. Ilmu Kesehatan Mata FK tempat saya menuntut ilmu dulu yang sudah bersedia menerima dan menjawab konsultasi saya via SMS.

Pheewww....Alhamdulillah Allah memberi kesembuhan untuk mata anak ini..

Pak Dokter Kandungan, lain kali kalau lupa tentang pelajaran mata..ya pasiennya di konsulkan ke saya aja pak...jangan diembat sendiri...mending hasil terapinya bagus..

Apa Bapak mau..kalau diam diam saya juga melakukan kuret atau bahkan operasi caesar...hahahahha...Please Deh..!



12 Juli 2007

SURATKU ITUUUU...LUKISAN DUKA DI HATIIII..


Kepada Yth

Dr. Madame MikMak binti Sundelbolong

RSUD SAMBER NYOWO

PULAU BUWLHUKETHEK




Saya menuliskan surat ini dengan kekecewaan yang sangat mendalam terhadap apa yang telah madame lakukan terhadap saya.
Mudah-mudahan madame ingat dengan apa yang telah Madame perbuat pada tanggal 30 Juni 2007 terhadap saya Dr.Noor Shadrina,SpM pada saat saya menghadap untuk meminta ijin untuk pulang ke Surabaya pada tanggal 24 Juli 2007.

Pada saat itu,Saya meminta ijin untuk pulang ke Surabaya dengan alasan karena suami saya ditugaskan ke luar negeri untuk satu minggu, sementara itu tidak ada yang akan menjaga putri saya (5 tahun) di Surabaya, sehingga saya memohon ijin untuk pulang selama kurang lebih 5-6 hari.

Madame dengan arogan dan angkuhnya sama sekali terlihat SULIT untuk mendengar alasan orang lain. Madame EMOSI dan MARAH dengan kadar kemarahan yang sangat tinggi seolah-olah saya telah melakukan pembunuhan atau tindak pidana lainnya.

Ketika saya mengemukakan alasan saya pulang, Madame sama sekali menutup untuk mencoba mengerti, malahan membombardir saya dengan pernyataan-pernyataan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan apa yang jadi topik pembicaraan semula yaitu permohonan ijin ini.

Saya sangat keberatan sekali dengan tuduhan-tuduhan Madame yaitu:

1. Saya mendapatkan uang Rp.250.000 per hari untuk bekerja bersama dengan orang-orang Australia, dimana pada kenyataannya adalah saya hanya mendapatkan VERTIGO karena keletihan yang amat sangat. Bekerja senin-minggu jam 07.00-20.00
2. Saya menuliskan SMS fitnah ke Ibu Cinderella (sepupu Madame), dimana kenyataannya adalah TIDAK SAMA SEKALI. Saya bahkan TIDAK PERNAH berkomunikasi dengan Ibu Cinderella sama sekali setelah saya mendarat di pulau BhuluwKethek ini pada bulan Mei.

Ketika saya mengemukakan permohonan untuk mengconvert 2-3 hari yang seharusnya libur tapi saya bekerja untuk digantikan perhitungannya dengan hari yang saya ijin akhir Juli itu..eh..Madame malah bilang..”pengabdian yang lalu tidak usah diungkit-ungkit lagi”

Apa itu kata-kata yang patut untuk didengar dari seorang Madame MikMak binti Sundelbolong, seorang Direktur RSUD SAMBER NYOWO??

Itu saja yang selalu Madame lontar-lontarkan..PENGABDIAN....BEKERJA UNTUK RAHMAT TUHAN...
Tapi apa Madame tidak ingat BERAPA HAK ORANG YANG Madame DZALIMI untuk mengenyangkan perut Madame dan keluarga Madame??

Jasa pelayanan yang tidak diberikan seutuhnya kepada yang mengeluarkan keringat, Tidak adanya TUNJANGAN HARI RAYA, selalu menuntut orang untuk bekerja-bekerja tanpa memberikan IMBALAN yang sepantasnya??

Oh..Madame MikMak binti Sundelbolong..
Madame...belalakan mata dan tatapan sinis Madame sangatlah menggores hati saya. Bahkan Madame bilang hubungan baik saya dan madame sudah terputus dalam 5 menit hanya karena saya saat itu menangis pada waktu saya menghadap Madame sehingga Madame takut orang-orang akan menggunjingkan Madame??

.OH..MADAME...TIDAKKAH MADAME PIKIRKAN PERASAAN SAYA?????

Dikala saya khawatir dengan anak saya, dan memohon diijinkan pulang tapi ternyata yang saya dapatkan BUKANLAH PENGERTIAN dari sesama wanita MELAINKAN BELALAKAN MATA, TATAPAN SINIS dan AMUKAN yang berlebihan dari Madame.

Ketika saya minta maaf (untuk hal yang saya tidak tahu kenapa saya harus minta maaf tapi secara Madame bilang saya sudah menyakitkan hati Madame ya sudah..saya minta maaf), yang saya dapatkan hanyalah tepisan tangan Madame, ketika saya mencoba berjabatan tangan dengan Madame.
MASYA ALLAH...

Tolong Madame mengertilah bahwa saya TIDAK minta DIHORMATI.
Saya Cuma MINTA diperlakukan seperti MANUSIA. Bukan seperti ANJING atau BABI yang seenaknya Madame maki-maki...!

Saya tidak pernah menuntut atas apa yang saya tidak dapatkan, walaupun itu adalah HAK saya seperti:
1. Insentive daerah tidak dapat (dimana teman saya yang PTT spesialis di daerah lain di Provinsi yang sama juga mendapatkan insentive daerah)
2. Dapat rumah plesteran dengan kamar mandi yang nuwun sewu ya Madame....kamar mandi pembantu saya di Surabaya aja lebih bagus lho daripada kamar mandi plesteran yang Madame berikan untuk saya pakai.
3. Tidak dapat mobil dinas
4. Jasa Medis yang terpotong entah berapa persen...Sudah masuk banyak ya ke kantong Madame Jasa Medis yang saya persembahkan selama 2 bulan ini?? Itu belum seberapa kok Madame...kan masih ada 4 bulan lagi.

Saya tahu ini dosa tapi mudah-mudahan Allah SWT mengampuni saya..saya berdoa semoga HARTA HARAM yang Madame dan Keluarga Madame MAKAN ini bisa menjadi BARA API di NERAKA untuk membakar tubuh Madame dan keluarga Madame nantinya.

Kalau saya mau dan mungkin saya akan pertimbangkan untuk melakukannya adalah saya akan MELAPORKAN Madame ke INDONESIAN CORRUPTION WATCH karena Madame disinyalir sering menyelewengkan uang Rumah Sakit. Sudah berapa Milyar ya Madame??
Dan yang kedua ialah menuliskan SURAT PERMOHONAN ke MENTERI KESEHATAN supaya Madame di MUTASI dari jabatan Madame yang sekarang.

Akhirul kalam Madame....Saya berdoa semoga Laknat Allah beserta Madame dan Keluarga Madame. Semoga apa-apa UANG HARAM yang Madame dan keluarga pakai, nantinya akan menjadi bara api yang membakar Madame sekeluarga di neraka.

Kita hidup bukan cuma di dunia Madame...INGAT ITU!!!